Berita Terkini

Pemanfaatan Minyak Jelantah sebagai Bahan Bakar Pesawat oleh Pertamina Cilacap

Pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan bakar avtur kini menjadi upaya baru di bidang energi terbarukan di Indonesia. Langkah ini dilakukan Regional Unit 4 Kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah, dengan memproses minyak sisa rumah tangga menjadi bahan bakar pesawat ramah lingkungan. Inisiatif ini tidak hanya memberikan solusi untuk limbah minyak goreng, tapi juga menawarkan alternatif energi yang lebih bersih bagi dunia penerbangan.

Pemanfaatan Minyak Jelantah untuk Energi Alternatif

Penggunaan minyak goreng bekas atau minyak jelantah sebagai sumber energi alternatif memegang peranan penting dalam mengurangi limbah dan emisi karbon. Di Indonesia, konsumsi minyak goreng sangat tinggi, sehingga limbah yang dihasilkan pun tidak sedikit. Jika tidak dikelola dengan baik, minyak ini dapat mencemari lingkungan dan saluran air. Regional Unit 4 Kilang Pertamina di Cilacap mengambil inisiatif untuk mengolah limbah ini menjadi produk bernilai tambah, yakni bahan bakar pesawat yang lebih ramah lingkungan.

Proses Pengolahan di Kilang Pertamina Cilacap

Pertamina memperkenalkan teknologi pengolahan minyak jelantah menjadi bahan bakar nabati dengan fokus pada penerapan di sektor aviasi. Proses ini dilakukan melalui beberapa tahap, seperti pemurnian, penyaringan, dan konversi kimiawi untuk menghasilkan bahan bakar yang sesuai spesifikasi penerbangan. Minyak goreng bekas yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber, baik rumah tangga maupun usaha kuliner, kemudian diolah hingga menghasilkan avtur berbasis nabati atau Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Baca Juga :  Manchester United Punya Peluang Lepas Onana di Akhir Bursa Transfer 2025

Dampak Lingkungan dan Keberlanjutan

Langkah ini memberikan manfaat ganda: mengurangi limbah minyak goreng serta menurunkan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang dihasilkan dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor penerbangan. Pertamina menargetkan penggunaan bahan bakar ini bisa menjadi kontribusi signifikan dalam mencapai komitmen pengurangan emisi karbon Indonesia.

Keunggulan Bahan Bakar Pesawat Ramah Lingkungan

Salah satu keunggulan utama bahan bakar berbasis minyak jelantah adalah kemampuannya memenuhi standar keamanan dan kualitas yang dibutuhkan di industri aviasi. Selain itu, proses produksi bahan bakar ramah lingkungan ini juga membuka peluang ekonomi baru, mulai dari rantai pengumpulan minyak jelantah hingga industri pengolahan bahan bakar.

Teknologi dan Standar Mutu

Pertamina memastikan bahwa bahan bakar hasil olahan ini telah melewati tahapan uji kualitas dan memenuhi standar internasional yang berlaku bagi avtur. Kolaborasi dengan berbagai pihak pun dibangun untuk menjaga mutu dan keberlangsungan program, termasuk dengan badan regulasi, pelaku industri penerbangan, dan penggerak daur ulang minyak bekas.

Baca Juga :  Demokrat Komitmen Jaga Stabilitas Lewat Dukungan untuk Prabowo

Pengumpulan Minyak Jelantah: Tantangan dan Peluang

Proses pengumpulan minyak jelantah masih menghadapi tantangan, mulai dari kesadaran masyarakat yang belum merata hingga infrastruktur yang perlu terus dikembangkan. Namun, Program ini juga membuka kesempatan ekonomis, di mana masyarakat dapat berpartisipasi dengan menjual limbah rumah tangga mereka ke titik-titik pengumpulan. Selain mendapatkan nilai ekonomis, masyarakat juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan.

Keterlibatan Komunitas Lokal

Pemerintah daerah dan komunitas lingkungan di berbagai wilayah telah mulai mensosialisasikan pentingnya pengelolaan minyak jelantah. Edukasi terkait potensi bahaya pembuangan minyak bekas ke saluran air dan manfaat ekonomi dari pengumpulan minyak jelantah terus digalakkan.

Sustainable Aviation Fuel dan Masa Depan Energi

Meningkatnya kebutuhan avtur yang ramah lingkungan mendorong munculnya kebijakan pemerintah dan perusahaan untuk terus memperluas inovasi terkait energi terbarukan di sektor aviasi. Melalui program seperti di Kilang Cilacap, target untuk mengurangi emisi karbon bisa menjadi semakin realistis.

Mengubah limbah menjadi sumber energi ramah lingkungan menandai langkah maju bagi industri energi Indonesia dalam mendukung transisi menuju penggunaan energi bersih.

Potensi Ekspor dan Skalabilitas

Bahan bakar pesawat ramah lingkungan dari minyak jelantah tak hanya berpotensi memenuhi kebutuhan domestik, namun juga bisa diekspor ke negara-negara yang membutuhkan alternatif bakar avtur ramah lingkungan. Dengan kapasitas pengolahan yang terus diperbaiki dan inovasi yang berkelanjutan, peluang ini terbuka lebar di masa depan.

Baca Juga :  Adrian Wibowo Absen Saat Timnas Indonesia Hadapi Chinese Taipei di FIFA Matchday

Komitmen dan Dukungan Pemerintah

Pemerintah Indonesia menyambut baik inisiatif pengembangan Sustainable Aviation Fuel sebagai bagian dari agenda transisi energi nasional. Dukungan regulasi dan insentif bagi pelaku industri turut disiapkan untuk mendorong percepatan ekosistem energi terbarukan dalam negeri.

Harapan ke Depan

Kilang Pertamina Cilacap menjadi salah satu contoh komitmen besar dalam pengembangan bahan bakar alternatif, terutama untuk sektor transportasi yang emisinya cukup besar. Dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dinilai sangat penting agar inovasi ini dapat menjadi salah satu motor penggerak utama dalam upaya menjaga lingkungan dan memperluas peluang bisnis di bidang energi terbarukan.

Melalui pola kolaborasi, pengembangan teknologi, serta partisipasi masyarakat yang terus meningkat, upaya mendaur ulang minyak jelantah menjadi bahan bakar pesawat diharapkan memberikan kontribusi positif dalam mewujudkan industri penerbangan yang lebih ramah lingkungan di Indonesia, sekaligus membuka prospek baru bagi pengelolaan limbah dan pengembangan ekonomi sirkular.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *