Perjalanan hidup Neil Hershman memperlihatkan kegigihan dan tekad yang luar biasa. Pada usia 23 tahun, tanpa pengalaman di industri makanan, ia mengambil keputusan besar dengan membeli sebuah toko frozen yogurt. Tujuh tahun setelah keputusan tersebut, Hershman kini menjabat sebagai CEO 16 Handles, sebuah merek frozen yogurt yang telah memiliki 40 cabang di New York.
Awal Mula Perjalanan Bisnis
Kisah sukses Neil Hershman dimulai dari dorongan dan rasa penasaran untuk mencoba sesuatu yang baru. Setelah menyelesaikan studinya, ia memutuskan untuk mengambil alih salah satu toko frozen yogurt tanpa latar belakang di bidang kuliner maupun manajemen bisnis. Keputusan ini dianggap nekat oleh banyak orang mengingat tingginya tingkat persaingan bisnis makanan di New York dan risiko kegagalan yang tidak kecil.
Keputusan Penting: Membeli 16 Handles
Pada saat itu, Hershman memilih sebuah toko waralaba 16 Handles. Waralaba ini cukup dikenal di kawasan New York sebagai pelopor konsep layanan mandiri frozen yogurt. Hershman melihat potensi besar dalam bisnis ini meskipun tidak memiliki fondasi pengalaman yang kuat. Modal utama yang dimiliki saat itu adalah tekad dan rasa percaya diri bahwa ia dapat belajar sambil menjalankan bisnis tersebut.
Mengembangkan Jaringan Bisnis
Setelah resmi menjadi pemilik, Hershman memusatkan perhatiannya pada berbagai aspek operasional. Ia mengamati perilaku konsumen, memperbaiki pelayanan, serta memperbarui menu agar lebih sesuai dengan selera pasar lokal. Upayanya membuahkan hasil, perlahan namun pasti, reputasi tokonya semakin baik dan menarik lebih banyak pelanggan.
Empat tahun setelah langkah pertamanya, Hershman berhasil memperluas kepemilikan toko dan mulai mengakuisisi beberapa outlet lain. Tanpa berhenti berinovasi, ia menggandeng tim profesional di bidang makanan serta pemasaran untuk memperkuat merek 16 Handles di tengah persaingan yang sangat ketat.
Misi dan Strategi Bisnis
Hershman punya misi untuk menjadikan 16 Handles sebagai destinasi utama pecinta frozen yogurt. Ia mengadopsi berbagai strategi bisnis, seperti menghadirkan varian rasa unik, memperbaiki tampilan gerai, dan mengembangkan program loyalitas pelanggan. Salah satu strategi penting adalah kolaborasi dengan mitra lokal yang berjasa membangun kepercayaan komunitas setempat, serta penggunaan bahan-bahan yang lebih berkualitas dan alami.
Dalam petikan wawancara, Hershman pernah mengatakan:
“Kunci pertumbuhan 16 Handles adalah inovasi layanan dan perhatian terhadap apa yang dibutuhkan pelanggan.”
Tantangan dalam Mengelola Bisnis
Tak sedikit tantangan yang dihadapi Hershman, terutama selama masa pandemi COVID-19. Ia harus menyesuaikan cara kerja dengan memperhatikan protokol kesehatan, membatasi kapasitas pengunjung di toko, dan memaksimalkan sistem pemesanan daring. Meski demikian, ia mengakui situasi tersebut justru mendorongnya untuk mendigitalisasi usaha, seperti memperkenalkan aplikasi pemesanan hingga kerja sama dengan layanan antar makanan daring.
Berkat adaptasi dan respons cepat terhadap perubahan, 16 Handles tetap bisa mempertahankan pertumbuhan, serta memastikan karyawan dan pelanggan merasa aman.
Pertumbuhan Bisnis: Dari Satu ke Empat Puluh Toko
Dari satu outlet yang dikelola sendiri di awal karier, Hershman berhasil memperluas jaringan hingga 40 toko cabang yang tersebar di wilayah New York. Pertumbuhan ini bukan hanya soal penambahan jumlah, tapi juga upaya menjaga kualitas layanan, menu, serta pengalaman pelanggan di setiap toko yang dibuka.
Dukungan tim manajemen yang solid dan strategi pemasaran yang adaptif jadi kunci penting perluasan jaringan 16 Handles. Seluruh toko didukung sistem pelatihan karyawan dan pengawasan standar operasional yang ketat, sehingga brand tetap konsisten dalam memberikan layanan terbaik.
Peran Inovasi dalam Bisnis Frozen Yogurt
Inovasi menjadi salah satu pilar utama 16 Handles. Selain berkembang dalam hal varian rasa, Hershman mendorong eksperimen dalam hal teknologi pelayanan, termasuk pengembangan sistem pembayaran digital dan konsep toko tanpa kasir. Inovasi-inovasi ini menjawab kebutuhan generasi muda yang mencari kenyamanan dan kepraktisan, sekaligus membedakan 16 Handles dari kompetitor lain.
Jejak Inspirasi untuk Wirausahawan Muda
Kisah Neil Hershman menjadi contoh nyata bahwa keberanian mengambil risiko dapat membuka jalan menuju kesuksesan, asalkan dibarengi dengan kemauan untuk terus belajar dan beradaptasi. Perjalanannya menunjukkan bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya, melainkan bagian penting dari proses pembelajaran.
Semangat pantang menyerah dan fokus pada pengembangan bisnis telah membawa Hershman dan 16 Handles menembus persaingan sengit di kota besar seperti New York.
Kiprah Masa Depan dan Harapan Bisnis
Dengan capaian 40 outlet yang telah dibangun, Hershman belum berniat berhenti. Ia punya visi untuk memperluas jangkauan hingga ke wilayah lain di Amerika Serikat. Strategi pengembangan bisnis ke depannya meliputi pembukaan toko baru di area strategis, memperluas ragam produk berbasis yogurt, serta peningkatan integrasi teknologi dalam layanan pelanggan.
Hershman juga ingin menjadikan 16 Handles sebagai perusahaan yang berkontribusi bagi komunitas, misalnya melalui program sosial dan kemitraan dengan petani setempat untuk pengadaan bahan baku terbaik.
Kesimpulan
Langkah awal Neil Hershman yang berani ternyata membuahkan hasil signifikan dalam karier dan bisnisnya. Tanpa pengalaman, ia sukses mengantarkan 16 Handles menjadi salah satu pemain utama di industri frozen yogurt New York. Kisah ini membuktikan bahwa niat kuat dan usaha konsisten mampu mengatasi hambatan serta membuka peluang pertumbuhan yang lebih luas.